Postingan kali ini merupakan lanjutan dari postingan kemarin. Meluasnya daerah terdampak banjir di wilayah Sidareja dan sekitarnya akhir-akhir ini tidak terlepas dari semakin dangkalnya segara anakan.
Jika melihat peta tahun 1698 kawasan segara anakan sangat luas. informasi dari penduduk setempat, dahulunya di daerah ini sering terlihat ikan lumba-lumba dan sangat mudah mencari ikan. Hasil tangkapan nelayan melimpah, cukup untuk memasok wilayah Cilacap hingga Banyumas. Kampung-kampung laut masih berada di atas laut, tidak seperti sekarang.
Kondisi saat ini Segara anakan sangat memprihatinkan. Laguna terancam hilang menjadi daratan. Survey dari @tjilatjaphistory 2014, dimana perjalanan dimulai dari pelabuhan Sleko hingga kampung laut, terlihat banyak sekali sampah terkadang nyangkut di mesin perahu. Lumpur juga terlihat menjorok ketengah jalur perahu yang dilalui.
Jika pendangkalan segara anakan tidak diatasi maka banjir akan semakin sering dan semakin luas, dampaknya akan terasa hingga kota Cilacap.
Sumber foto tertera.
#segaraanakan
#kampunglaut
#belajarsejarah
#sejarahcilacap
#sejarahlokal
#cilacap
#banjircilacap
#sidareja
#kawunganten
#citanduy
#nusakambangan
Sabtu, 03 Februari 2018
Sidaredja
Sidareja merupakan daerah dengan ketinggian 5 meter diatas permukaan air laut. Namun begitu setiap tahunnya masih terdampak banjir.
Jika melihat dari koran Belanda terbitan 1935, Sidareja memang daerah rawan banjir. Ini dikarenakan banyaknya sungai-sungai besar dan kecil yang bermuara di segara anakan, sehingga segara anakan tidak sanggup menampung jumlah air yang cukup banyak.
Di tahun 1885 sampai 1942 sungai menjadi alat transportasi utama di Cilacap barat, jalan Kawunganten-Jeruklegi belum terhubung. Distribusi barang dikirim melalui sungai lalu ke pelabuhan Cilacap melewati segara anakan atau sebaliknya.
#belajarsejarah
#sejarahcilacap
#sejarahlokal
#sejarahsidareja
#cilacap
#cilacaptempodulu
#cilacapbercahaya
#sidareja
Jika melihat dari koran Belanda terbitan 1935, Sidareja memang daerah rawan banjir. Ini dikarenakan banyaknya sungai-sungai besar dan kecil yang bermuara di segara anakan, sehingga segara anakan tidak sanggup menampung jumlah air yang cukup banyak.
Di tahun 1885 sampai 1942 sungai menjadi alat transportasi utama di Cilacap barat, jalan Kawunganten-Jeruklegi belum terhubung. Distribusi barang dikirim melalui sungai lalu ke pelabuhan Cilacap melewati segara anakan atau sebaliknya.
#belajarsejarah
#sejarahcilacap
#sejarahlokal
#sejarahsidareja
#cilacap
#cilacaptempodulu
#cilacapbercahaya
#sidareja
Jumat, 26 Januari 2018
Cilacap (ketika Belanda menjadi tawanan di dalam kota)
Sebelah selatan cilacap terdapat sebuah pulau yang bernama pulau Noesa Kembangan/ Nusakambangan (Pulau Terapung), Dari sumber yang didapat, pada tahun 1608 pulau ini dijadikan sebagai tempat pengasingan oleh Raja-raja Mataram. Tempat yang berawa-rawa serta banyaknya binatang buas membuat tempat ini sangat tepat untuk digunakan sebagai "penjara".
Di jaman pemerintahan kolonial Belanda Delapan penjara dibangun secara berturut: Permisan (1908), Karanganjar (1912), Nirbaja (1912), Batoe (1925), Karangtengah (1928), Besi (1929), Gliger (1929) dan Limoesboentoe (1935). Pada tahun 1950, Kembangkuning ditambahkan di bawah pemerintahan Republik Indonesia. Empat penjara masih digunakan sampai saat ini. Pemerintahan saat ini juga telah membangun LP khusus narkotika dan maximum scurity.
Yang menarik justru ketika Jepang menghancurkan Cilacap di tahun 1942. Pemerintahan Jepang membangun kamp-kamp tawanan perangnya di dalam kota Cilacap. Termasuk didalamnya adalah petinggi militer maupun pasukan khusus KNIL.
Gambar pertama adalah peta lokasi Kamp-kamp tawanan perang di Cilacap (selama pendudukan Jepang).
A. Hotel Bellevue / Wouters ( sekarang hotel wijayakusuma). Disini khusus untuk tawanan yang berpangkat.
B. Kamp Infantri yang terdiri dari bangunan tua (sekarang lapangan exs. Batalion sekarang).
B1. Garnizun (sekarang rumah sakit militer cilacap).
C. Kamp Artileri ( sekarang perkampungan).
D. Kamp KPM (sekarang stasiun Radio Pantai Pelabuhan)
E. Kamp Sociëteit (sekarang markas komando Kopassus).
F. Penjara (sekarang pertokoan /exs bioskop sinar).
G,H. Kebon Baroe (sekarang perkampungan).
Jepang mendistribusikan Jawa untuk administrasi tahanan perang di 4 distrik, dari tahun 1942 sampai awal 1943 masing-masing distrik memiliki kode sebagai berikut: Bandung (A), Tjilatjap (B), Surabaya (C) dan Malang (D). Kode ini digunakan untuk tanda dalam surat menyurat, gambar ke 2 dan 3 merupakan contoh kartu pos dari distrik Cilacap (B).
Indikasi B untuk Tjilatjap diikuti oleh sejumlah tanda kurung, mungkin nomor kamp. Diketahui adalah angka 0, 2, 9 dan 10 dan huruf S. Terkadang Teks di bagian belakang terdiri dari kalimat yang diresepkan tentang kesehatan dan lain-lain. Tahanan perang dilarang menggunakan layanan pos biasa, surat mereka akan ditandai dengan stamp huruf S. Apa arti S itu? Kemungkinan bahwa S adalah singkatan dari Strafkamp (kamp tahanan). Namun stemp dengan huruf S masih terus dipakai hingga tahun 1950 atau satu tahun setelah peralihan kekuasaan Belanda ke Indonesia. Di tahun 1945-1949 Belanda kembali menduduki Cilacap.
Literatuur:
Van Dulm, J./Krijsveld, W.J./ Legemaate, H.J./Liesker, H.A.M./ Weijers, G. Groen, P.M.H. Van Marrewijk, B. Tett, D. Geïllustreerde atlas van de kampen in Nederlands-Indië 1942-1945, Asia Maior, 2000. Geïllustreerde atlas van de kampen in Nederlands-Indië 1942-1945 deel II (supplement), Asia Maior, 2002. Marsroutes en dwaalsporen. Het Nederlands militairstrategisch beleid in Indonesië 1945-1950, Historical Section of the Royal Netherlands Army, The Hague, 1991 De >S-Stempels= van Tjilatjap, mededelingenblad van de studiegroep ZWP no. 159 pp. 14/15, 2011. A postal history of the Prisoners of War and Civilian Internees in East Asia during the Second World War, volume 2 Dutch East Indies 1942-1946 Paradise lost, BFA Publishing, 2003
#belajarsejarah
#sejarahlokal
#sejarahcilacap
#cilacap
#posindonesia
#kantorpos
Di jaman pemerintahan kolonial Belanda Delapan penjara dibangun secara berturut: Permisan (1908), Karanganjar (1912), Nirbaja (1912), Batoe (1925), Karangtengah (1928), Besi (1929), Gliger (1929) dan Limoesboentoe (1935). Pada tahun 1950, Kembangkuning ditambahkan di bawah pemerintahan Republik Indonesia. Empat penjara masih digunakan sampai saat ini. Pemerintahan saat ini juga telah membangun LP khusus narkotika dan maximum scurity.
Yang menarik justru ketika Jepang menghancurkan Cilacap di tahun 1942. Pemerintahan Jepang membangun kamp-kamp tawanan perangnya di dalam kota Cilacap. Termasuk didalamnya adalah petinggi militer maupun pasukan khusus KNIL.
Gambar pertama adalah peta lokasi Kamp-kamp tawanan perang di Cilacap (selama pendudukan Jepang).
A. Hotel Bellevue / Wouters ( sekarang hotel wijayakusuma). Disini khusus untuk tawanan yang berpangkat.
B. Kamp Infantri yang terdiri dari bangunan tua (sekarang lapangan exs. Batalion sekarang).
B1. Garnizun (sekarang rumah sakit militer cilacap).
C. Kamp Artileri ( sekarang perkampungan).
D. Kamp KPM (sekarang stasiun Radio Pantai Pelabuhan)
E. Kamp Sociëteit (sekarang markas komando Kopassus).
F. Penjara (sekarang pertokoan /exs bioskop sinar).
G,H. Kebon Baroe (sekarang perkampungan).
Jepang mendistribusikan Jawa untuk administrasi tahanan perang di 4 distrik, dari tahun 1942 sampai awal 1943 masing-masing distrik memiliki kode sebagai berikut: Bandung (A), Tjilatjap (B), Surabaya (C) dan Malang (D). Kode ini digunakan untuk tanda dalam surat menyurat, gambar ke 2 dan 3 merupakan contoh kartu pos dari distrik Cilacap (B).
Indikasi B untuk Tjilatjap diikuti oleh sejumlah tanda kurung, mungkin nomor kamp. Diketahui adalah angka 0, 2, 9 dan 10 dan huruf S. Terkadang Teks di bagian belakang terdiri dari kalimat yang diresepkan tentang kesehatan dan lain-lain. Tahanan perang dilarang menggunakan layanan pos biasa, surat mereka akan ditandai dengan stamp huruf S. Apa arti S itu? Kemungkinan bahwa S adalah singkatan dari Strafkamp (kamp tahanan). Namun stemp dengan huruf S masih terus dipakai hingga tahun 1950 atau satu tahun setelah peralihan kekuasaan Belanda ke Indonesia. Di tahun 1945-1949 Belanda kembali menduduki Cilacap.
Literatuur:
Van Dulm, J./Krijsveld, W.J./ Legemaate, H.J./Liesker, H.A.M./ Weijers, G. Groen, P.M.H. Van Marrewijk, B. Tett, D. Geïllustreerde atlas van de kampen in Nederlands-Indië 1942-1945, Asia Maior, 2000. Geïllustreerde atlas van de kampen in Nederlands-Indië 1942-1945 deel II (supplement), Asia Maior, 2002. Marsroutes en dwaalsporen. Het Nederlands militairstrategisch beleid in Indonesië 1945-1950, Historical Section of the Royal Netherlands Army, The Hague, 1991 De >S-Stempels= van Tjilatjap, mededelingenblad van de studiegroep ZWP no. 159 pp. 14/15, 2011. A postal history of the Prisoners of War and Civilian Internees in East Asia during the Second World War, volume 2 Dutch East Indies 1942-1946 Paradise lost, BFA Publishing, 2003
#belajarsejarah
#sejarahlokal
#sejarahcilacap
#cilacap
#posindonesia
#kantorpos
Kamis, 25 Januari 2018
Kelurahan Cilacap awal berdirinya kabupaten Cilacap.
Kelurahan yang terletak di Cilacap Selatan ini merupakan salah satu rangkaian terbentuknya kabupaten Cilacap. Pada awalnya Cilacap hanya ada wilayah Donan saja, kemudian baru lahir Regentschap (kabupaten) Cilacap. Jika Donan lebih dulu ada dari pada Cilacap seharusnya kabupaten bernama Donan bukan Cilacap, namun yang terjadi kabupaten bernama Cilacap. Tulisan ini coba menelusuri sedikit kenapa Donan tidak dipakai untuk menjadi nama kabupaten.
Sejarah Cilacap tak lepas dari wilayah Banyumas. Sejak Banyumas dipimpin oleh Yudonegoro I hingga Yudonegoro IV (1780) yang pada waktu itu berada dibawah kraton surakarta, ada keinginan yang kuat Bupati Banyumas untuk memisahkan diri dari pusat. Sikap ini membuat Susuhunan di Surakarta mulai melemahkan wilayah Banyumas dengan cara membagi dua, wedana dan bupati atau Kanoman dan kasepuhan. Wedana yang berasal dari Kanoman itu bernama R. Tumenggung Bratadiningrat (cucu Yudonegoro l) dan bupati yang berasal dari kasepuhan bernama R. Tumenggung Cakrawedana.
Dalam masa dua pemerintah itu daerah Cilacap menjadi rebutan keduanya. Cilacap sendiri pada saat itu masih rawa serta hutan belantara, masih banyak harimau serta binatang buas lainya. Jalan menuju Cilacap dari Banyumas belum dikenal, akses ke Cilacap hanya lewat sungai Serayu lalu masuk Donan melalui segara anakan. atau berkuda lewat pesisir pantai Cilacap ketimur baru ke Utara dengan jarak tempuh berkuda sekitar 1 hari.
Pada waktu sebelum perang Diponegoro, Cilacap masih bernama Donan dan dipimpin oleh seorang Ronggo bernama Ronggo Amat Dimran (dibawah Banyumas Kanoman). Setelah perang Diponegoro 1831 ketika Banyumas dianeksasi oleh pemerintah kolonial Belanda secara otomatis Donan berada didalamnya.
Di tahun 1839 ada dua wilayah di daerah Cilacap yaitu Donan dan Cilacap (nama desa), Donan dipimpin Ronggo Amit Dimran dan Cilacap dipimpin Ronggo R. Cokrodimejo. Ketika pemerintahan kolonial Belanda menganggap wilayah Banyumas selatan terlalu luas untuk dipimpin oleh dua bupati maka dayeuhluhur, Adireja, dan Cilacap dipisah dari Banyumas menjadi satu afdeling sendiri. Pemerintahan Belanda mengangkat Ronggo R. Cokrodimejo menjadi penguasa Cilacap. Karena rumah Ronggo berada di desa Cilacap maka Ibu kota afdeling ini berada Cilacap dan nama Cilacap dipakai menjadi nama kabupaten hingga saat ini. Hal ini terjadi karena Ronggo Amat Dimran tidak ingin afdeling Cilacap dipegang oleh Kanoman, akan tetapi Ronggo Amat Dimran lebih suka Cilacap dipegang oleh Kasepuhan.
Tahun 1842 secara definitif Ronggo R. Cokrodimejo diangkat menjadi Bupati Cilacap, dua tahun setelahnya Ronggo Cilacap menerima gelar Tumenggung (kasepuhan).
Sebelum 1855 rumah bupati masih berada di rumah Ronggo yaitu di timur kaliyasa menghadap pantai teluk penyu, baru setelah pembentukan Regentschap Cilacap tahun 1855 rumah bupati pindah ke tempat yang sekarang, dengan alun-alun masjid serta penjara.
Note...Mngkin ada perbedaan dengan web site pemkab Cilacap di karena perbedaan sumber. Sama halnya asal kata CILACAP yang memiliki berbagai versi.
Gambar: peta tahun 1835.(leiden.edu)
#belajarsejarah
#sejarahcilacap
#banjoemas
#cilacap
#telukpenyu
Sejarah Cilacap tak lepas dari wilayah Banyumas. Sejak Banyumas dipimpin oleh Yudonegoro I hingga Yudonegoro IV (1780) yang pada waktu itu berada dibawah kraton surakarta, ada keinginan yang kuat Bupati Banyumas untuk memisahkan diri dari pusat. Sikap ini membuat Susuhunan di Surakarta mulai melemahkan wilayah Banyumas dengan cara membagi dua, wedana dan bupati atau Kanoman dan kasepuhan. Wedana yang berasal dari Kanoman itu bernama R. Tumenggung Bratadiningrat (cucu Yudonegoro l) dan bupati yang berasal dari kasepuhan bernama R. Tumenggung Cakrawedana.
Dalam masa dua pemerintah itu daerah Cilacap menjadi rebutan keduanya. Cilacap sendiri pada saat itu masih rawa serta hutan belantara, masih banyak harimau serta binatang buas lainya. Jalan menuju Cilacap dari Banyumas belum dikenal, akses ke Cilacap hanya lewat sungai Serayu lalu masuk Donan melalui segara anakan. atau berkuda lewat pesisir pantai Cilacap ketimur baru ke Utara dengan jarak tempuh berkuda sekitar 1 hari.
Pada waktu sebelum perang Diponegoro, Cilacap masih bernama Donan dan dipimpin oleh seorang Ronggo bernama Ronggo Amat Dimran (dibawah Banyumas Kanoman). Setelah perang Diponegoro 1831 ketika Banyumas dianeksasi oleh pemerintah kolonial Belanda secara otomatis Donan berada didalamnya.
Di tahun 1839 ada dua wilayah di daerah Cilacap yaitu Donan dan Cilacap (nama desa), Donan dipimpin Ronggo Amit Dimran dan Cilacap dipimpin Ronggo R. Cokrodimejo. Ketika pemerintahan kolonial Belanda menganggap wilayah Banyumas selatan terlalu luas untuk dipimpin oleh dua bupati maka dayeuhluhur, Adireja, dan Cilacap dipisah dari Banyumas menjadi satu afdeling sendiri. Pemerintahan Belanda mengangkat Ronggo R. Cokrodimejo menjadi penguasa Cilacap. Karena rumah Ronggo berada di desa Cilacap maka Ibu kota afdeling ini berada Cilacap dan nama Cilacap dipakai menjadi nama kabupaten hingga saat ini. Hal ini terjadi karena Ronggo Amat Dimran tidak ingin afdeling Cilacap dipegang oleh Kanoman, akan tetapi Ronggo Amat Dimran lebih suka Cilacap dipegang oleh Kasepuhan.
Tahun 1842 secara definitif Ronggo R. Cokrodimejo diangkat menjadi Bupati Cilacap, dua tahun setelahnya Ronggo Cilacap menerima gelar Tumenggung (kasepuhan).
Sebelum 1855 rumah bupati masih berada di rumah Ronggo yaitu di timur kaliyasa menghadap pantai teluk penyu, baru setelah pembentukan Regentschap Cilacap tahun 1855 rumah bupati pindah ke tempat yang sekarang, dengan alun-alun masjid serta penjara.
Note...Mngkin ada perbedaan dengan web site pemkab Cilacap di karena perbedaan sumber. Sama halnya asal kata CILACAP yang memiliki berbagai versi.
Gambar: peta tahun 1835.(leiden.edu)
#belajarsejarah
#sejarahcilacap
#banjoemas
#cilacap
#telukpenyu
Kamis, 18 Januari 2018
SS. Tjilatjap (1903-1926).
Sebuah kapal uap jenis kargo milik Koninklijke Java-China Paketvaart Lijnen N. V. Amsterdam. Dengan berat 3.864Ton kecepatan 10Knot, kapal ini dibuat di Inggris.
Di tahun 1926 kapal ini dibeli oleh perusahaan Italia dan diganti nama menjadi SS. Salento. 2 tahun setelah itu tepatnya 26 November 1928 dalam perjalanan dari Brindisi ke Rotterdam, kapal Ini terkena badai dan kandas. Korban 29 orang tewas.
#tjilatjap #ducth #shipstory
Di tahun 1926 kapal ini dibeli oleh perusahaan Italia dan diganti nama menjadi SS. Salento. 2 tahun setelah itu tepatnya 26 November 1928 dalam perjalanan dari Brindisi ke Rotterdam, kapal Ini terkena badai dan kandas. Korban 29 orang tewas.
#tjilatjap #ducth #shipstory
Rabu, 17 Januari 2018
Kerkhof Cilacap
Sangat disayangkan...kondisi kerkoff Cilacap jauh dari kata terawat, padahal sudah ditetapkan sebagai cagar budaya. Dan jg termasuk kerkoff terlengkap di Jawa. Dari tahun 2010 sampai 2017 kondisinya semakin acak acakan. Penempatan makam baru tidak teratur. Padahal bnyak orang2 penting dari Eropa dimakamkan disini, dan profesinya pun beragam... Dari bajak laut, kapten, arsitek, tentara, assistent residen dll. Dari prasasti nisan yang masih ada, tertera makam tertua atas nama Therese Von Lutzow tahun 1852 dan terakhir Egbert De Jong tahun 1952. Kerkhoff Cilacap menjadi saksi tentang kedasyatan malaria di Cilacap.
Mereka memang penjajah tp ambil positifnya saja.kalo ambil negatifnya percumah...Gk akan maju,yg ada hanya kebencian, lg pula mau bagaimana pun blue print kota Cilacap di bangun oleh Belanda.dan bangunannya msh bnyk yg dipakai hingga sekarang. sudah sewajibnya kita merawat bangunan yang tersisa, ini akan menjadi penyambung persaudaraan antar bangsa.
Kabarnya Pemkot Cilacap akan merenovasi kerkhoff Cilacap ini. Semoga cepat terealisasi dan menjadi lebih indah.
Sumber: KITLV, gahetna
#tjilatjap #architectural #kerkhoff #sejarahcilacap #history #heritage #indonesia
Mereka memang penjajah tp ambil positifnya saja.kalo ambil negatifnya percumah...Gk akan maju,yg ada hanya kebencian, lg pula mau bagaimana pun blue print kota Cilacap di bangun oleh Belanda.dan bangunannya msh bnyk yg dipakai hingga sekarang. sudah sewajibnya kita merawat bangunan yang tersisa, ini akan menjadi penyambung persaudaraan antar bangsa.
Kabarnya Pemkot Cilacap akan merenovasi kerkhoff Cilacap ini. Semoga cepat terealisasi dan menjadi lebih indah.
Sumber: KITLV, gahetna
#tjilatjap #architectural #kerkhoff #sejarahcilacap #history #heritage #indonesia
Pembantaian di Gunungsimping yang terlupakan.
Pembantaian ini menewaskan 26 orang yang terdiri dari 14 pria, 11 wanita, 1 anak. Padahal kejadian itu berlangsung pada waktu gencatan senjata (1agustus1949). Cerita garis besarnya yaitu ketika malam hari somadiharja sedang melakukan resepsi pernikahan keponakannya tiba2 datang pasukan Belanda lalu menembaki ke arah tempat pernikahan berlangsung.padahal pernikahan tersebut telah memiliki ijin assistant wedana setempat dan dalam masa gencatan senjata.... Jika saya baca dari sumber belanda ternyata mereka melakukan kesalahan yg sepele tp makan banyak korban. Kesalahannya yaitu Belanda menerima dan mempercayai begitu saja informasi dari anak 20thn yg tidak punya background intelejen. Informan itu mengatakan ada sekitar 50 orang TNI bersenjata lengkap sedang berada di rumah Somadiharja padahal setelah penembakan dan hasil investigasi mengatakan tidak ada satupun TNI, senjata maupun atributnya.
Namun kemarin saya coba cross-check dengan warga sekitar. Cerita dari saksi mata mengatakan bahwa Kejadian di rumah somadiharja itu hanyalah karena cinta. Jadi ternyata ada anak dari rawapasoeng (desa sebalah) yg cemburu karena pernikahan tersebut. Maka dia lapor ke Belanda dengan membuat informasi palsu.
Kejadian ini masuk dalam 10 besar pembantaian oleh Belanda di Indonesia.
Saat ini monumen lebih dikenal dengan monumen juang somabren diambil dari nama Bpk. Soma dan bren (senjata mesin yg digunakan untuk membantai warga)
Thanks to mr. Drs. Marc Lohnstein (Museum Bronbeek)Mr. H Dayat (warga sekitar)
Lokasi jalan Singkep Cilacap.
#tjilatjap #belajarsejarah #gunungsimping #tugujuangsomabren #sejarahlokal #sejarahcilacap #cilacaptempodulu #cilacapbercahaya #cilacaptengah #cilacap
Namun kemarin saya coba cross-check dengan warga sekitar. Cerita dari saksi mata mengatakan bahwa Kejadian di rumah somadiharja itu hanyalah karena cinta. Jadi ternyata ada anak dari rawapasoeng (desa sebalah) yg cemburu karena pernikahan tersebut. Maka dia lapor ke Belanda dengan membuat informasi palsu.
Kejadian ini masuk dalam 10 besar pembantaian oleh Belanda di Indonesia.
Saat ini monumen lebih dikenal dengan monumen juang somabren diambil dari nama Bpk. Soma dan bren (senjata mesin yg digunakan untuk membantai warga)
Thanks to mr. Drs. Marc Lohnstein (Museum Bronbeek)Mr. H Dayat (warga sekitar)
Lokasi jalan Singkep Cilacap.
#tjilatjap #belajarsejarah #gunungsimping #tugujuangsomabren #sejarahlokal #sejarahcilacap #cilacaptempodulu #cilacapbercahaya #cilacaptengah #cilacap
Selasa, 16 Januari 2018
Pabrik Pemintalan Cilacap
Sejak berakhirnya perang Dunia ke 2 dan perang kemerdekaan, kota Cilacap menjadi sebuah kota sepi. Banyak puing2 bekas pemboman dimana-mana. Bisa dikatakan kota Cilacap tidak ada lagi menarik bagi dunia industri dan tak ada kegiatan usaha yang dapat di banggakan. Baru setelah tahun 1953 ada satu gagasan untuk mendirikan industri di Cilacap.
Pembangunan industri dirintis oleh pihak swasta bernama NV. Pemintalan Kapas Cilacap. Perusahaan ini bergerak di bidang benang tenun. Lokasi pabrik berada di bekas pabrik milik orang Amerika OLVADO (Oil Van Dongen), sedangkan pabrik yang lain milik orang cina "SITUBONDO". Kedua pabrik ini telah hancurkan saat Jepang menyerang Cilacap tahun 1942.
Pabrik Pemintalan Cilacap menggunakan mesin-mesin Jepang (Nichiment Co.Ltd). Pabrik mulai beroperasi mulai tahun 1956 dengan kemampuan 30.000 mata pintal. Sampai dengan 1957 investasi pabrik Pemintalan Cilacap sebesar 54.344.309,15 Dalam perkembangannya di masa orde baru pabrik pemintalan Cilacap berubah menjadi PT. Industri Sandang Nusantara II (Unit Patal Cilacap).
#belajarsejarah
#sejarahcilacap
#sejarahlokal
#tjilatjap
#cilacapbercahaya
#pabrikcilacap
#pemintalan
Pembangunan industri dirintis oleh pihak swasta bernama NV. Pemintalan Kapas Cilacap. Perusahaan ini bergerak di bidang benang tenun. Lokasi pabrik berada di bekas pabrik milik orang Amerika OLVADO (Oil Van Dongen), sedangkan pabrik yang lain milik orang cina "SITUBONDO". Kedua pabrik ini telah hancurkan saat Jepang menyerang Cilacap tahun 1942.
Pabrik Pemintalan Cilacap menggunakan mesin-mesin Jepang (Nichiment Co.Ltd). Pabrik mulai beroperasi mulai tahun 1956 dengan kemampuan 30.000 mata pintal. Sampai dengan 1957 investasi pabrik Pemintalan Cilacap sebesar 54.344.309,15 Dalam perkembangannya di masa orde baru pabrik pemintalan Cilacap berubah menjadi PT. Industri Sandang Nusantara II (Unit Patal Cilacap).
#belajarsejarah
#sejarahcilacap
#sejarahlokal
#tjilatjap
#cilacapbercahaya
#pabrikcilacap
#pemintalan
Selasa, 09 Januari 2018
Karesidenan Banjoemas Selatan
Sejarah mencatat bahwa cilacap pernah menyandang tiga sebutan nama ibu kota. Yaitu Cilacap sebagai ibu kota distrik (Cilacap), Ibu kota afdeling atau regentschap Cilacap, dan pada tahun 1928 sebagai Residensi Banyumas Selatan.
Pada 1 Juli 1928 diumumkan pembaruan struktur pemerintahan di Jawa Tengah. Diantaranya karesidenan-karesidenan baru seperti Kedu dan Banyumas Utara, berdiri pula Karasidenan Banyumas Selatan dengan ibu kotanya di Cilacap.
Regentschap Cilacap berpenduduk orang Eropa 739, Cina&Arab 3256 dan pribumi 485.948 orang.
Setahun kemudian. Setelah pembentukan Karesidenan Banyumas Selatan terjadi depresi ekonomi. Dampaknya mempengaruhi anggaran belanja pemerintah kolonial.
Pada 1930, pemerintahan Banyumas Selatan ini kemudian digabung kembali dengan Banyumas Utara menjadi Karesidenan Banyumas.
#sejarahcilacap
#belajarsejarah
#tjilatjaphistory
#banjoemas
#tjilatjap
Pada 1 Juli 1928 diumumkan pembaruan struktur pemerintahan di Jawa Tengah. Diantaranya karesidenan-karesidenan baru seperti Kedu dan Banyumas Utara, berdiri pula Karasidenan Banyumas Selatan dengan ibu kotanya di Cilacap.
Regentschap Cilacap berpenduduk orang Eropa 739, Cina&Arab 3256 dan pribumi 485.948 orang.
Setahun kemudian. Setelah pembentukan Karesidenan Banyumas Selatan terjadi depresi ekonomi. Dampaknya mempengaruhi anggaran belanja pemerintah kolonial.
Pada 1930, pemerintahan Banyumas Selatan ini kemudian digabung kembali dengan Banyumas Utara menjadi Karesidenan Banyumas.
#sejarahcilacap
#belajarsejarah
#tjilatjaphistory
#banjoemas
#tjilatjap
Pemberantasan Malaria di Cilacap
Cilacap- Musim malaria tertinggi terjadi sekitar bulan Januari-Februari. ini menjadi masalah buka hanya bagi masyarakat Cilacap saja namun telah menjadi masalah bagi pemerintah. Hal ini dikarena malaria menyerang buruh2 pelabuhan dan juga militer. Berdasarkan hasil penelitian dr. Van Swellingrebel dari dinas kesehatan rakyat (1917) memperkirakan bahwa jumlah anak usia antara 2-12 tahun yang tertular malaria sebanyak 38-80%. Dengan angka yang sangat tinggi maka departemen pekerjaan umum (BOW) di tahun 1919 mengutus H.G. Nieuwenhuis, seorang arsitek yang terkenal karena keberhasilannya dalam membrantas malaria di Sibolga untuk melakukan pemberantasan malaria di Cilacap.
Salah satu pemberantasan malaria yang dilakukan antara lain membuat saluran air. Pembangunannya dibagi dalam lima seksi yaitu Sidanegara, Sidakaya, Cilacap(nama desa), Daun lumbung, Klega, Tambakreja+gobogdonan. Setiap seksi terdiri dari 1 mandor 3 narapidana ditambah satu kelompok petroliseer(1 mandor dan 4-10kuli lepas).
Pekerjaan ini terbukti mengurangi jumlah penderita malaria dari 38-80% ditahun 1917 menjadi 11-45% ditahun 1923 dan 11-17% ditahun 1924.
Saluran air peninggalan departemen pekerjaan umum Belanda (BOW) sampai saat ini masih dipakai meski beberapa sudah tidak berfungsi. Saluran air ini juga digunakan untuk penanggulangan banjir baik dari air hujan maupun rob.
(Tambahan) dikarenakan dahsyatnya wabah malaria, Cilacap juga dikenal dengan kuburan bagi orang Belanda. Ditahun 1914 sebanyak 17 crew kapal uap roon milik Jerman tewas hanya beberapa hari setelah turun dan Setiap Minggu ratusan warga pribumi dilaporkan meninggal hingga pelabuhan kekurangan buruh.
Sumber.KITLV, Susanto Zuhdi
Salah satu pemberantasan malaria yang dilakukan antara lain membuat saluran air. Pembangunannya dibagi dalam lima seksi yaitu Sidanegara, Sidakaya, Cilacap(nama desa), Daun lumbung, Klega, Tambakreja+gobogdonan. Setiap seksi terdiri dari 1 mandor 3 narapidana ditambah satu kelompok petroliseer(1 mandor dan 4-10kuli lepas).
Pekerjaan ini terbukti mengurangi jumlah penderita malaria dari 38-80% ditahun 1917 menjadi 11-45% ditahun 1923 dan 11-17% ditahun 1924.
Saluran air peninggalan departemen pekerjaan umum Belanda (BOW) sampai saat ini masih dipakai meski beberapa sudah tidak berfungsi. Saluran air ini juga digunakan untuk penanggulangan banjir baik dari air hujan maupun rob.
(Tambahan) dikarenakan dahsyatnya wabah malaria, Cilacap juga dikenal dengan kuburan bagi orang Belanda. Ditahun 1914 sebanyak 17 crew kapal uap roon milik Jerman tewas hanya beberapa hari setelah turun dan Setiap Minggu ratusan warga pribumi dilaporkan meninggal hingga pelabuhan kekurangan buruh.
Sumber.KITLV, Susanto Zuhdi
Langganan:
Postingan (Atom)