Selasa, 09 Januari 2018

Pemberantasan Malaria di Cilacap

Cilacap- Musim malaria tertinggi terjadi sekitar bulan Januari-Februari. ini menjadi masalah buka hanya bagi masyarakat Cilacap saja namun telah menjadi masalah bagi pemerintah. Hal ini dikarena malaria menyerang buruh2 pelabuhan dan juga militer. Berdasarkan hasil penelitian dr. Van Swellingrebel dari dinas kesehatan rakyat (1917) memperkirakan bahwa jumlah anak usia antara 2-12 tahun yang tertular malaria sebanyak 38-80%. Dengan angka yang sangat tinggi maka departemen pekerjaan umum (BOW) di tahun 1919 mengutus H.G. Nieuwenhuis, seorang arsitek yang terkenal karena keberhasilannya dalam membrantas malaria di Sibolga untuk melakukan pemberantasan malaria di Cilacap.
Salah satu pemberantasan malaria yang dilakukan antara lain membuat saluran air. Pembangunannya dibagi dalam lima seksi yaitu Sidanegara, Sidakaya, Cilacap(nama desa), Daun lumbung, Klega, Tambakreja+gobogdonan. Setiap seksi terdiri dari 1 mandor 3 narapidana ditambah satu kelompok petroliseer(1 mandor dan 4-10kuli lepas).
Pekerjaan ini terbukti mengurangi jumlah penderita malaria dari 38-80% ditahun 1917 menjadi 11-45% ditahun 1923 dan 11-17% ditahun 1924.
Saluran air peninggalan departemen pekerjaan umum Belanda (BOW) sampai saat ini masih dipakai meski beberapa sudah tidak berfungsi. Saluran air ini juga digunakan untuk penanggulangan banjir baik dari air hujan maupun rob.
(Tambahan) dikarenakan dahsyatnya wabah malaria, Cilacap juga dikenal dengan kuburan bagi orang Belanda. Ditahun 1914 sebanyak 17 crew kapal uap roon milik Jerman tewas hanya beberapa hari setelah turun dan Setiap Minggu ratusan warga pribumi dilaporkan meninggal hingga pelabuhan kekurangan buruh.
Sumber.KITLV, Susanto Zuhdi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar