Postingan kali ini merupakan lanjutan dari postingan kemarin. Meluasnya daerah terdampak banjir di wilayah Sidareja dan sekitarnya akhir-akhir ini tidak terlepas dari semakin dangkalnya segara anakan.
Jika melihat peta tahun 1698 kawasan segara anakan sangat luas. informasi dari penduduk setempat, dahulunya di daerah ini sering terlihat ikan lumba-lumba dan sangat mudah mencari ikan. Hasil tangkapan nelayan melimpah, cukup untuk memasok wilayah Cilacap hingga Banyumas. Kampung-kampung laut masih berada di atas laut, tidak seperti sekarang.
Kondisi saat ini Segara anakan sangat memprihatinkan. Laguna terancam hilang menjadi daratan. Survey dari @tjilatjaphistory 2014, dimana perjalanan dimulai dari pelabuhan Sleko hingga kampung laut, terlihat banyak sekali sampah terkadang nyangkut di mesin perahu. Lumpur juga terlihat menjorok ketengah jalur perahu yang dilalui.
Jika pendangkalan segara anakan tidak diatasi maka banjir akan semakin sering dan semakin luas, dampaknya akan terasa hingga kota Cilacap.
Sumber foto tertera.
#segaraanakan
#kampunglaut
#belajarsejarah
#sejarahcilacap
#sejarahlokal
#cilacap
#banjircilacap
#sidareja
#kawunganten
#citanduy
#nusakambangan
Sabtu, 03 Februari 2018
Sidaredja
Sidareja merupakan daerah dengan ketinggian 5 meter diatas permukaan air laut. Namun begitu setiap tahunnya masih terdampak banjir.
Jika melihat dari koran Belanda terbitan 1935, Sidareja memang daerah rawan banjir. Ini dikarenakan banyaknya sungai-sungai besar dan kecil yang bermuara di segara anakan, sehingga segara anakan tidak sanggup menampung jumlah air yang cukup banyak.
Di tahun 1885 sampai 1942 sungai menjadi alat transportasi utama di Cilacap barat, jalan Kawunganten-Jeruklegi belum terhubung. Distribusi barang dikirim melalui sungai lalu ke pelabuhan Cilacap melewati segara anakan atau sebaliknya.
#belajarsejarah
#sejarahcilacap
#sejarahlokal
#sejarahsidareja
#cilacap
#cilacaptempodulu
#cilacapbercahaya
#sidareja
Jika melihat dari koran Belanda terbitan 1935, Sidareja memang daerah rawan banjir. Ini dikarenakan banyaknya sungai-sungai besar dan kecil yang bermuara di segara anakan, sehingga segara anakan tidak sanggup menampung jumlah air yang cukup banyak.
Di tahun 1885 sampai 1942 sungai menjadi alat transportasi utama di Cilacap barat, jalan Kawunganten-Jeruklegi belum terhubung. Distribusi barang dikirim melalui sungai lalu ke pelabuhan Cilacap melewati segara anakan atau sebaliknya.
#belajarsejarah
#sejarahcilacap
#sejarahlokal
#sejarahsidareja
#cilacap
#cilacaptempodulu
#cilacapbercahaya
#sidareja
Langganan:
Postingan (Atom)